BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang
Dewasa ini dengan adanya prinsip pasar bebas,
investasi dalam bentuk kepemilikan aset finansial mulai diminati oleh
masyarakat di Indonesia. Investasi pada saham menawarkan tingkat pertumbuhan
keuntungan yang cepat dengan risiko yang juga sebanding. Untuk memperoleh
tingkat return yang tinggi, maka investor harus berani menanggung risiko
yang tinggi juga. Oleh karena itu, pemodal harus berhati-hati dalam menentukan
saham mana yang akan dipilihnya untuk berinvestasi. Sebelum memutuskan untuk
berinvestasi, hendaknya seorang investor melakukan analisis terhadap semua
saham-saham yang ada dan kemudian memilih yang dianggap aman serta mampu
menghasilkan keuntungan yang diharapkan. Salah satu cara untuk
meminimumkan
risiko adalah dengan melakukan diversifikasi atau menyebar investasinya dengan
membentuk portofolio yang terdiri dari beberapa saham
Teori dasar pemilihan portofolio pertama kali
dicetuskan oleh Harry M. Marko- witz (1952). Pemilihan portofolio membahas
tentang permasalahan bagaimana meng-alokasikan penanaman modal agar dapat membawa keuntungan terbanyak
namun dengan resiko yang terkecil. Pembentukan portofolio menyangkut identikasi
saham- saham mana yang akan dipilih dan berapa proporsi dana yang akan
ditanamkan pada masing-masing saham tersebut. Pemilihan portofolio dari banyak
sekuritas dimaksudkan untuk mengurangi resiko yang ditanggung. Teori optimisasi
sangat aplikatif pada permasalahan-permasalahan yang menyangkut pengoptimalan.
Banyak metode- metode optimasi yang berkembang digunakan untuk merumuskan
berbagai masalah misalnya dalam transportasi, manufaktur, penjadwalan kru
maskapai penerbangan dan investasi.
Dalam membentuk suatu
portofolio, akan timbul suatu masalah. Permasalahannya adalah terdapat banyak
sekali kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva
berisiko yang tersedia di pasar. Kombinasi ini dapat mencpai jumlah yang tidak
terbatas. Kombinasi ini juga memasukkan aktiva bebas resiko dalam pembentukan
portofolio. Jika
terdapat kemungkinan portofolio yang jumlahnya tidak terbatas maka akan timbul
pertanyaan portofolio mana yng akan dipilih oleh investor. Jika investor adalah
rasional, maka mereka akan memilih portofolio yang optimal.
Portofolio optimal dapat ditentukan dengan model Markowitz atau dengan model
Indeks Tunggal. Untuk menentukan porofolio yang optimal dengan model-model ini
yang pertama kali dibutuhkan adalah menentukan portofolio yang efisien. Untuk
model-model ini semua portofolio yang optimal adalah portofolio yang efisien,
karena tiap-tiap investor mempunyai kurva berbeda yang tidak sama, portofolio
optimal akan berbeda untuk masing-masing investor. Investor yang lebih menyukai
resiko akan memilih portofolio dengan return yang lebih tinggi dengan membayar
resiko yang juga lebih tinggi dibandingkan dengan investor yang kurang menyukai
resiko. Jika aktiva tidak berisiko dipertimbangkan, aktiva ini dapat merubah
portofolio optimal yang mungkin sudah dipilih investor
1.2.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimanakah
menentukan portofolio yang efisien?
2. Bagaimanakah
menentukan portofolio yang optimal?
3. Bagamianakah
menentukan penginvestasian dan peminjaman dana bebas risiko?
1.3.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pemilihan portofolio yang efisien
2. Unutk
mengetahui pemilihan portofolio yang optimal
3. Unutk
mengetahui penginvestasian dan peminjaman dana bebas risiko.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Teori Portofolio
Harry M. Markowitz mengembangkan suatu teori pada
dekade 1950-an yang disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Teori Markowitz menggunakan
beberapa pengukuran statistik dasar untuk mengembangkan suatu rencana
portofolio, diantaranya expected return, standar deviasi baik sekuritas maupun
portofolio, dan korelasi antar return. Teori ini memformulasikan keberadaan
unsur return dan risiko dalam suatu investasi, dimana unsur risiko dapat
diminimalisir melalui diversifikasi dan mengkombinasikan berbagai instrumen
investasi kedalam portofolio. Pada tahun 1952 teori tersebut dipublikasi secara
luas pada Journal of Finance.
Teori Portofolio Markowitz didasarkan atas
pendekatan mean (ratarata) dan variance (varian), dimana mean
merupakan pengukuran tingkat return dan varian merupakan pengukuran tingkat
risiko. Teori Portofolio Markowitz ini disebut juga sebagai mean-Varian
Model, yang menekankan pada usaha memaksimalkan ekspektasi return (mean)
dan meminimumkan ketidakpastian/risiko (varian) untuk memilih dan menyusun
portofolio optimal. Markowitz mengembangkan Index Model sebagai
penyederhanaan dari Mean-Varian Model, yang berusaha untuk menjawab
berbagai permasalahan dalam penyusunan portofolio, yaitu terdapatnya begitu
banyak kombinasi aktiva berisiko yang dapat dipilih dan disusun menjadi suatu
portofolio. Dari sekian banyak kombinasi yang mungkin dipilih, investor
rasional pasti akan memilih portofolio optimal (efficient set).
Untuk
menentukan penyusunan portofolio optimal dengan menggunakan Index Model,
yang terutama dibutuhkan adalah penentuan portofolio yang efisien, sebab pada
dasarnya semua portofolio yang efisien adalah portofolio yang optimal. Pada
perkembangan berikutnya pada tahun 1963 William F. Sharpe mengembangkan Single
Index Model (Model Indeks Tunggal) yang merupakan penyederhanaan Index
model yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Markowitz. Model Indeks Tunggal
menjelaskan hubungan antara return dari setiap sekuritas individual dengan return
indeks pasar. Model ini memberikan metode alternatif untuk menghitung
varian dari suatu portofolio, yang lebih sederhana dan lebih mudah dihitung
jika dibandingkan dengan metode perhitungan markowitz. Pendekatan alternatif
ini dapat digunakan untuk dasar menyelesaikan permasalahan dalam penyusunan
portofolio. Sebagaimana telah dirumuskan oleh markowitz, yaitu menentukan efficient
set dari suatu portofolio, maka dalam Model indeks Tunggal ini membutuhkan
perhitungan yang lebih sedikit.
2.2.
Menentukan Portofolio Efisien
Portofolio yang efisien (efficient portfolio) didefinisikan sebagai portofolio
yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan resiko yang sudah tertentu
atau memberikan resiko yang terkecil dengan return ekspektasi yang sudah
tertentu. Portofolio yang efisien ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat
return ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan resikonya atau menentukan
tingkat resiko tertentu dan kemudian memaksimumkan return ekspektasinya.
Investor yang rasional akan memilih portofolio yang efisien ini karena
merupakan portofolio yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi,
yaitu return ekspektasi atau resiko portofolio.
Investor dapat memilih kombinasi dari aktiva-aktiva untuk membentuk
portofolionya. Seluruh set yang memberikan kemungkinan porofolio yang dapat
dibentuk dari kombinasi n-aktiva yang tersedia disebut dengan opportunity set
atau attainable set. Semua titik di attainable set menyediakan semua
kemungkinan portofolio baik yang efisien maupun yang tidak efisien yang dapat
dipilih oleh investor. Akan tetapi investor yang rasional tidak akan memilih
portofolio yang tidak efisien. Rasional investor hanya tertarik dengan porofolio
yang efisien. Kumpulan (set) dari portofolio yang efisien ini disebut dengan
efficient set atau efficient frontier.
Dua
aktiva yang membentuk portofolio dapat berkorelasi antara lain :
- Korelasi Positif Sempurna : Dua buah aktiva A dan B, yaitu = +1
- Tidak Ada Korelasi Antara Sekuritas : Dua Aktiva A dan B, yaitu = 0
- Korelasi Negatif Sempurna : Dua Buah Aktiva A dan B, yaitu = -1
2.3.Pemilihan Portofolio Optimal
Portofolio optimal merupakan
pilihan dari berbagai sekuritas dari portofolio efisien. Portofolio yang
optimal ini dapat ditentukan dengan memilih tingkat return ekspektasi tertentu dan kemudian meminimumkan risikonya,
atau menentukan tingkat risiko yang tertentu dan kemudian memaksimumkan return ekspektasinya. Investor yang
rasional akan memilih portofolio optimal ini karena merupakan portofolio yang
dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua dimensi, yaitu return ekspektasi atau risiko
portofolio.Dalam memilih portofolio yang optimal ada beberapa pendekatan yaitu:
- Portofolio optimal berdasarkan preferensi investor
Portofolio optimal berdasarkan preferensi
investor mengasumsikan hanya didasarkan pada return ekspektasi dan risiko dari
portofolio secara implisist yang menganggap bahwa investor mempunyai fungsi
utility yang sama atau berada pada titik persinggungan utiliti investor dengan
effiicient set. (Jogiyanto, 2000: 193)
Tiap
investor mempunyai tanggapan risiko yang berbeda-beda. Investor yang mempunyai
tanggapan kurang menyukai risiko mungkin akan memilih portofolio di titik B.
Tapi, investor lainnya mungkin mempunyai tanggapan risiko berbeda, sehingga
mereka memilih portofolio yang lainnya selama portofolio tersebut merupakan
portofolio efisien yang masih berada di efficient set. Portofolio mana
yang akan dipilih investor tergantung dari fungsi utilitinya masing-masing.
Untuk investor
ke-1, portofolio optimal adalah berada di titik C1 yang memberikan kepuasan
kepada investor ini sebesar U2. jika investor ini rasional, dia tidak akan
memilih portofolio D1 karena walaupun portofolio ini tersedia dan dapat dipilih
yang berada di attainable set, tapi bukan portofolio yang efisien,
sehingga akan memberikan kepuasan sebesar U1 yang lebih rendah dibandingkan
dengan kepuasan sebesar U2. Investor akan memilih portofolio yang memberikan
kepuasan yang tertinggi.
- Portofolio optimal berdasarkan model Markowitz
Dalam pendekatan ini pemilihan portofolio
investor didasarkan pada preferensi mereka terhadap return yang diharapkan dan
risiko masing-masing pilihan portofolio, kontribusi yang sangat pentinga bagi
investor adalah bagaimana seharusnya melakukan deversifikasi secara optimal.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dari
model markowitz menurut yaitu; (Tandelilin,2001: 79)
a.
Semua
titik portofolio yang ada dalam permukaan efisien mempunyai kedudukan yang sama
antara satu dengan lainnya.
b.
Model
Markowitz tidak memasukkan isu bahwa investor boleh meminjam dana untuk
membiayai portofolio pada aset yang berisiko dan Model Markowitz juga belum
memperhitungkan kemungkinan investor untuk melakukan investasi pada aset bebas
risiko.
c.
Dalam
kenyataanya, investor yang berbeda-beda akan mengestimasi imput yang berbeda
pula ke dalam model Markowitz, sehingga garis pemukaan efisien yang dihasilkan
juga berbeda-beda bagi masing-masing investor.
Portofolio optimal
berdasarkan model Markowitz di dasarkan pada empat asumsi, yaitu: (Tandelilin,
2001: 78)
1.
waktu
yang digunakan hanya satu periode
2.
Tidak
ada biaya transaksi
3.
Preferensi
investor hanya didasarkan pada return ekspektasi dan risiko
4.
Tidak
ada simpanan dan pinjaman bebas risiko
Asumsi bahwa preferensi investor
mengasumsikan hanya didasarkan pada return ekspektasi dan risiko dari
portofolio secara implisist yang menganggap bahwa investor mempunyai fungsi utility
yang sama. Pada kenyatannya tiap-tiap investor memiliki fungsi utilitas yang
berbeda, sehingga portofolio optimal akan dapat berbeda.
- Portofolio optimal dengan adanya simpanan dan pinjaman bebas risiko.
Aktiva bebas risiko adalah aktiva yang
mempunyai return ekspektasi tertentu
dengan varian return (risiko) yang sama dengan nol, karena variannya sama
dengan nol, maka kovarian antara bebas resiko juga sama dengan nol. Aktiva
bebas risiko misalnya Sertifikat Bank Indonesia (SBI), karena variannya (deviasi
standar ) = 0 kovarian antara bebas aktiva bebas risiko dengan aktiva berisiko
yang lainnya akan menjadi sama dengan nol sebagai berikut; (jogiyanto, 2000:
195)
sBRi =
rBRi . sBR . si
Dari pernyataan di atas, maka aset bebas
risiko merupaka aset yang tingkat returnnya di masa depan sudah dapat
dipastikan pada saat ini karena ditunjukkan oleh varians yang sama dengan nol.
- Portofolio optimal berdasarkan model Indeks Tunggal
Model indeks tunggal dapat digunakan
sebagai alternatif dari model Markowitz untuk menentukan efficient set dengan
perhitungan yang lebih sederhana. Model ini merupakan penyederhanaan dari model
Markowitz. Model ini dikembangkan oleh William Sharpe (1963) yang disebut
dengan (single-index model), yang
dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan risiko
portofolio.(Jogiyanto, 2000: 203)
Model indeks tunggal didasarka pada
pengamatan bahwa harga dari suatu skuritas berfluktuasi searah dengan indeks
harga pasar dan memepunyai reaksi yang sama terhadap suatu faktor atau indeks
harga saham gabungan (IHSG), karena return dari suatu sekuritas dan return dari
indeks pasar yang umum dapat ditulis
sebagai berikut; (Halim, 2003: 78)
Ri = ai +bi .
RM + ei
Ri =
return sekuritas ke-i
ai =
nilai ekspektasi dari return sekuritas yang independen terhadap
return pasar
bi = Beta yang merupakan koefisien yang mengukur
perubahan Ri
akibat dari perubahan RM
RM =
tingkat return dari indeks pasar, juga merupakan suatu variabel
Acak
ei = kesalahan
residual yang merupakan variabel acak dengan nilai
ekspektasinya sama dengan nol atau E(ei) = 0
Model indeks tunggal membagi return dari suatu sekuritas
ke dalam dua komponen yaitu;
a.
Komponen
return yang unik diwakili oleh alpha (ai)
yang independen terhadap return pasar.
b.
Komponen
return yang berhubungan dengan return pasar yang diwakili beta (bi)
dan RM Sehingga bentuk ekspektasi return dapat ditulis dengan
persamaan;
E (Ri) =
E ( ai + bi . RM + ei) atau
= E ( aI) + E(bi
) . E(RM) + E( eI)
atau bisa
diformulasikan sebagai berikut;
E (Ri) =
ai + bi . E(RM )
sumber: (Jogiyanto,
2000: 204-206)
- Portofolio optimal berdasarkan model Indeks Ganda
Model indeks ganda
menganggap ada faktor lain selain IHSG yang dapat mempengaruhi terjadinya
korelasi antar efek. dalam upaya mengestimasi ekspekted return, standar deviasi
dan kovarian efek secara akurat model indeks ganda lebih berpotensi sebab
actual return efek tidak hanya sensitif terhadap perubahan IHSG atau ada faktor
lain yang mungkin mempengaruhi return efek, seperti tingkat bunga bebas risiko.
(Halim, 2003: 82). Dalam bentuk persamaan, model indek berganda untuk saham individual secara
umum dapat ditulis sebagai berikut:
keterangan:
ER(i) =
ekspektasi return efek i
= ekspektasi return efek i jika tiap
faktor bernilai 0 (konstanta)
= sensitive efek i terhadap faktor
(koefisien regrasi)
F1....Fn =
faktor yang mempengaruhi efek i
Ei =
faktor lain yang tidak dimasukkan kedalam model
Untuk membentuk
portofolio yang efisien, terdapat beberapa asumsi yang harus diperhatikan.
Asumsi tersebut antara lain:
1.
Perilaku
Investor
Bahwa semua investor tidak menyukai risiko (risk averse).
Investor yang dihadapkan pada dua pilihan yaitu investasi yang menawarkan
keuntungan (return) yang sama dengan risiko yang berbeda, akan memilih
investasi yang memiliki risiko yang lebih rendah.
2.
Konsep
fungsi utilitas dalam kurva indiferen
Fungsi utilitas diartikan sebagai suatu fungsi matematis
yang menunjukkan nilai dari semua alternatif pilihan yang ada. Semakin tinggi
nilai dari suatu alternatif, semakin tinggi utilitas alternatif tersebut.
Sedangkan dalam portofolio, fungsi utilitas ditunjukkan oleh preferen seorang
investor terhadap berbagai macam pilihan investasi dari masing-masing keuntungan
(return) dan risiko.
Dalam pendekatan
Markowitz, untuk menentukan efisien atau efficient frontier dapat diketahui
dari oppurtunity set atau attainable set. Investor dapat memilih kombinasi dari
aktiva-aktiva yang dimilikinya untuk membentuk portofolio. Semua set yang
memberikan kemungkinan portofolio baik yang efisien maupun yang tidak efisien
yang dapat dipilih oleh investor. Oleh karena tidak semua portofolio yang
tersedia di oppurtunity set merupakan portofolio yang efisien. Hanya kumpulan
(set) dari seluruh portofolio yang efisien yang disebut efisien set atau
efficient frontier.
Efficient frontier
merupakan kombinasi aset-aset yang membentuk portofolio yang efisien. Pada saat
investor menentukan portofolio-portofolio yang efisien yang sesuai dengan
preferensi investor, maka portofolio-portofolio yang lain di luar portofolio
yang efisien akan diabaikan oleh investor. Dari gambar berikut ini, yang
termasuk dalam portofolio yang efisien adalah garis pada titik BCDE, sedangkan
garis diluar titik tersebut, seperti AGH bukan merupakan portofolio yang
efisien.
Titik-titik
kombinasi portofolio yang efisien (titik BCDE) investor dapat memilih salah
satu titik untuk menentukan portofolio yang optimal. Namun dalam menentukan
pilihan portofolio yang optimal. Namun dalan menentukan pilihan portofolio yang
optimal tersebut, investor akan melakukan pertimbangan terhadap preferensinya
yaitu terhadap keuntungan (return) yang diharapkan dan risiko yang ditanggung oleh investor. Dari gambar di
bawah ini preferensi investor ditunjukkan oleh kurva indiferen (U1
dan U2). Portofolio investor adalah portofolio ada titik D, karena
menawarkan keuntungan (return) yang diharapkan dan risiko yang sesuai dengan preferensi investor.
Gambar Portofolio Efisien dan Portofolio Optimal
Sumber : Tandelilin (2001 : 78)
2.4.Model
Utilitas yang Diharapkan
Model utilitas yang diharapkan menyatakan bahwa para pemodal akan memilih suatu
kesempatan investasi yang diharapkan yang tertinggi. Utilitas yang diharapkan
yang tertinggi tidak selalu sama dengan tingkat keuntungan yang diharapkan yang
tertinggi. Berdasarkan model ini dipergunakan beberapa aksioma tentang perilaku
pemodal dalam pengambilan keputusan investasi. Aksioma-aksioma tersebut adalah
:
- Para pemodal mampu memilih berbagai alternative dengan menyusun peringkat dari alternatif-alternatif tersebut sehingga bisa diambil keputusan.
- Setiap peringkat alternatif-alternatif tersebut bersifat transitif. Artinya kalau investasi A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai C, maka A tentu lebih disukai daripada C.
- Para pemodal akan memperhatikan resiko alternatif yang dipertimbangkan dan tidak memperhatikan sifat alternatif-alternatif tersebut.
- Para pemodal mampu menentukan certainty equivalent dari setiap investasi yang tidak pasti. Certainty Equivalent suatu investasi menunjukkan nilai pasti yang ekuivalen dengan nilai pengharapan dari investasi tersebut.
Model utilitas yang diharapkan ini menggunakan asumsi
terhadap sikap pemodal terhadap risiko. Sikap-sikap tersebut dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu :
- risk averse (tidak menyukai risiko)
- risk neutral (netral terhadap risiko)
- risk seeker (menyukai risiko)
2.5.Menginvestasikan Dan Meminjam Dana
Bebas Resiko
Dalam
model Markowitz investor bisa menentukan pilihan portofolio optimal dari
berbagai pilihan portopolio yang efisien. Akan tetapi model Markowitz tersebut
membatasi pilihan investor hanya pada potofolio yang terdiri dari asset
beresiko. Padahal dalam kenyataannya investor bebas memilih potofolio yang juga
terdiri dari asset bebas resiko.
Gambar 4.
Perubahan Pada Permukaan Efisien
Markowitz
Jika Dimasukkan Asset Bebas Risiko
Dalam
gambar diatas menunujkkan apa yang terjadi pada permukaan efisien jika asset
bebas risiko dimasukkan dalam pemilihan portofolio. Titik Rf menunujukan kombinasi antara return dan risiko
aset bebas risiko. Titik Rf
yang terletak tepat pada garis vertikal mengambarkan bahwa risko aset tersebut
sama dengan nol. Investor bisa mengkombinasikan asset bebas risiko ini dengan
kumpulan portofolio efisien yang ada pada permukaan efisien . dengan
menghubungkan titik Rf dan pilihan portofolio pada permukaan efisien
kita akan menemukan suatu kombinasi baru yang sebelumnya tidak kita temukan
pada model portofolio Markowitz.
·
Menginvestasikan dana bebas risiko
Dengan dimasukannya Rf dalam model
Markowitz maka permukaan efisen akan berubah membentuk garis lurus yang
menghubungkan Rf dan titik optimal yang
dipilh investor, misalnya jika portofolio optimal investor berada pada titik L
maka jika investor tersebut mengkombinasikan portofolio L dengan asset bebas
resiko, permukaan efisien yang akan terbentuk akan menjadi Rf-L. jika investor
menginvestasikan seluruh dananya pada asset bebas risiko maka return yang di
harapkan adalah sebesar Rf dengan risko sebesar nol. Jika investor
menginvestasikan seluruh dananya pada asset beresiko , misalnya pada titik L
maka return yang diharapkan adalah sebesar E(Rf). semakin besar
porsi dana yang di investasikan pada asset berisiko, semakin besar return yang
diharapkan dari portofolio tersebut. Hal ini didasari dari hubungan yang searah
antara risiko dan return ; semakin besar risiko semakin besar return yang di
harapkan
·
Meminjam dana bebas risiko
Dengan
mencari tambahan dana yang berasal dari pinjaman, investor bisa menambah dana
yang dimilikinya untuk diinvestasikan. Jika dana pinjaman tersebut digabungkan
dengan dana yang dimiliki saat ini dan digunakan untuk investasi , maka
investor akan mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan return yang diharapkan
dari investasi lebih tinggi. Tentu saja sesuai dengan hubungan searah antara
investasi dengan risiko.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Portofolio yang optimal ini dapat ditentukan dengan
memilih tingkat return ekspektasi
tertentu dan kemudian meminimumkan risikonya, atau menentukan tingkat risiko
yang tertentu dan kemudian memaksimumkan return
ekspektasinya. Investor yang rasional akan memilih portofolio optimal ini
karena merupakan portofolio yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari dua
dimensi, yaitu return ekspektasi atau
risiko portofolio.Dalam memilih portofolio yang
optimal ada beberapa pendekatan yaitu:
·
Portofolio
optimal berdasarkan preferensi investor
·
Portofolio
optimal berdasarkan model Markowitz
·
Portofolio
optimal dengan adanya simpanan dan pinjaman bebas risiko.
·
Portofolio
optimal berdasarkan model Indeks Tunggal
DAFTAR PUSATAKA
·
Tandelilin Eduardus, 2001. “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”, BPFE-Yogyakarta,
edisi pertama.
·
http://deden08m.files.wordpress.com/2011/09/materi-5-pemilhan-portofolio.pdf
10 years ago | TitaniumTube
BalasHapusTitanium Tube: A 하남 출장마사지 modular solution 안산 출장안마 for a new generation of rechargeable batteries - an electronics maker and a 수원 출장마사지 supplier, the company May 3, 2016 서산 출장안마 · Uploaded by TitaniumTube titanium wire